Pendapatan dari PT. Krakatau Steel (KRAS) pada tahun 2021 meningkat 5,7 kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya. Pendapatan yang diraih produsen baja plat merah ini sebesar Rp 312 miliar sepanjang tahun 2021. Hal ini menurut banyak pihak hasil dari program hilirisasi yang dilakukan oleh perusahaan, selain tentu dengan adanya perbaikan manajemen yang terjadi di perusahaan yang terletak di Kota Cilegon ini.
Seperti yang kita ketahui, hingga saat ini PT. Krakatau Steel sudah mengeluarkan total 18 produk baja hilir di tahun lalu. Produk baja program hilirisasi pada tahun 2021 mencapai 17.900 ton, angka ini meningkat 4,5 kali lipat dari tahun sebelumnya yang hanya mencapai 3.200 ton. Produk baja hilirisasi yang telah dikembangkan oleh PT. Krakatau Steel diantaranya Electric Pole, Fiber Optic Pole, Tower Guyed Mast, Kanal C, Welded Beam, Baja Hollow dan lain sebagainya. Program hilirisasi ini berkontribusi terhadap laba Krakatau Steel sebesar 33.9 miliar di tahun lalu. Berita selanjutnya berasal dari negeri Tirai Bambu, Tiongkok. Negara yang dikenal sebagai produsen baja terbesar di dunia ini mengalami penurunan jumlah produksi di tahun 2021. Hal ini sejalan dengan rencana pembatasan produksi baja oleh Pemerintah Tiongkok yang menargetkan penurunan jumlah produksi baja dalam negeri mereka. Menurut data, Tiongkok memproduksi sekitar 1,03 miliar ton pada tahun 2021. Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, jumlah produksi ini merosot sebesar 35 juta ton. Hal ini diprediksi disebabkan oleh pelambatan investasi pada sektor real estat. Selain itu, perusahaan-perusahaan baja di Tiongkok melakukan percepatan transofrmasi hijau dan rendah karbon serta melakukan pemangkasan yang cukup besar berkaitan dengan konsumsi energi dan emisi. Penurunan ini mungkin bisa menjadi kabar yang sedikit menyegarkan bagi industri baja lokal karena akan berdampak pada penurunan ekspor Tiongkok ke luar negeri, termasuk ke Indonesia. Semoga hal ini bisa benar-benar berdampak positif bagi industri baja tanah air ya. Selamat untuk PT. Krakatau Steel yang mendapatkan peningkatan profit yang cukup signifikan.
0 Comments
Beberapa waktu lalu ramai berita yang mengatakan bahwa pemerintah Tiongkok akan membatasi produksi bajanya disambut positif oleh produsen baja di Indonesia. Pembatasan produksi pasti akan berdampak pada penurunan jumlah ekspor baja dari Tiongkok ke luar negeri, salah satunya Indonesia. Indonesia sendiri merupakan salah satu negara importir baja terbsar di dunia. Dengan kebutuhan baja yang amat besar, produsen dalam negeri belum dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri sehingga memaksa kita untuk melakukan impor baja. Kebijakan ini juga bebarengan dengan dijalankannya kebijakan antidumping yang dilakukan oleh pemerintah dengan menerapkan bea masuk 10,5-12,5 persen terhadap baja impor. Hal ini disambut dengan positif oleh banyak pihak, salah satunya Kimin Tanoto, salah seorang anggota dewan komisaris di PT Gunung Raja Paksi. Proyeksi pertumbuhan Indonesia yang berada pada kisaran 5 - 5.5 persen juga menambah optimisme industri baja di tanah air. PT Gunung Raja Paksi sebelumnya juga telah mendapatkan pencapaian yang cukup membanggakan yakni ekspor perdana ke Kanada sebesar USD 4,7 juta. Momentum ini perlu disambut dengan peningkatan kinerja industri baja di tanah air untuk melakukan persiapan dari saat ini agar tidak kehilangan momentum. Selain kuantitas, kualitas produksi juga harus terus ditingkatkan dan pemanfaatkaan teknologi yang ramah lingkungan untuk mengurangi emisi karbon. PT Gunung Raja Paksi (GRP group) sendiri adalah salah satu produsen baja terbesar di Indonesia yang telah menyuplai kebutuhan baja ke seluruh Indonesia. GRP memproduksi berbagai jenis baja, dua diantaranya adalah baja WF dan H Beam. Besi dan baja adalah dua jenis material yang paling sering digunakan untuk konstruksi bangunan saat ini, baik bangunan kecil seperti rumah hunian hingga jembatan, gudang, gedung bertingkat, dan lain sebagainya. Tak hanya itu, tiang listrik, jalan raya, bahkan mobil pun dibuat dari baja. Meski keduanya merupakan material yang populer, ternyata masih banyak orang lho yang tidak memahami apa perbedaan antara besi dan baja.
Sebenarnya untuk membedakan antara besi dan baja bukan perkara yang sulit, namun apabila tidak dilihat dan dicermati dengan seksama, maka mungkin saja kita akan kesulitan untuk membedakannya, terlebih lagi banyak bentuk besi dan baja yang serupa. Baja sendiri adalah saudara kandung dari besi, baja terbuat dari besi yang dicampur dengan beberapa bahan, salah satunya karbon. Sedangkan besi adalah logam murni yang sudah ada sejak dulu kala. Berbeda dengan baja yang tidak tercipta secara sendirinya oleh alam, namun dibuat melalui proses penggabungan besi dan beberapa bahan lainnya. Perbedaan utama antara besi dan baja adalah dari segi ketahanan terhadap karat. Baja mempunyai ketahanan terhadap karat yang lebih kuat dibandingkan dengan besi. Besi dapat dengan mudah teroksidasi dan pada akhirnya berkarat di akhir prosesnya. Oleh karena itu, cara membedakan besi dan baja secara sederhana adalah dengan cara melihat permukaannya. Permukaan baja akan tetap mengkilat, sebaliknya, permukaan besi suatu saat akan dapat berkarat. Cara membedakannya juga bisa dilihat dengan cara memukulnya. Jika anda memukul besi, maka suara yang keluar akan terdengar seolah-olah tertahan pleh sesuatu. Hal ini terjadi karena besi memiliki grafit yang bisa meredam getaran. Sebaliknya, apabila baja dipukul keras, maka akan terdengar suara yang Dari segi kekuatannya, besi mempunyai sifat yang getas atau rapuh. Berkebalikan dengan baja yan memiliki kekuatan yang sangat kuat dan tidak mudah patah. Bahkan banyak pihak yang mengatakan bahwa baja memiliki kekuatan 1000 kali lebih besar dibandingkan dengan besi murni, tentu hal ini berkat adanya proses pencampuran antara besi murni dan beberapa hal lainnya. Hal ini tidak mengherankan karena baja adalah salah satu material yang paling kuat yang ada di dunia. Jadi itu dia perbedaan sederhana antara besi dan baja yang harus anda tahu. Semoga setelah membaca ini anda dapat memahami perbedaan di antara keduanya. Jangan lupa untuk terus mengunjungi Bajabajaku untuk dapatkan informasi terbaru seputar besi baja paling update. Terima kasih. PT Krakatau Steel (Persero) Tbk mengumumkan bahwa mereka akan melakukan ekspor besi baja dengan tonase 27.000 ton ke Pakistan. PT Krakatau Steel sendiri adalah BUMN kebanggaan Indonesia di bidang industri baja. PT Krakatau Steel berlokasi di Cilegon, Jawa Berat. Hal ini juga menjadi salah satu alasan mengapa Cilegon diberi nama Kota Baja. Produk baja yang akan diekspor ke Pakistan tahun ini adalah produk baja HRC (Hot Rolled Coil). Sebelumnya, Krakatau Steel juga telah melakukan ekspor ke berbagai negara seperti Belgia, Jerman, Australia, Malysia dan lain sebagainya. Krakatau Steel memanfaatkan pandemi untuk mengambil peluang masuk ke negara-negara baru yang terganggu pasokan bajanya akibat pandemi COVID-19. Sebagai catatan, tahun lalu Krakatau Steel mencatatkan penjualan ekspor sebesar 260 ribuan ton. Ekspor 27.000 ton besi baja di awal tahun ini tentu menjadi kabar yang menggembirakan dan tentunya kita semua berharap bahwa Krakatau Steel dapat meraih hasil yang maksimal di tahun 2022 ini. Krakatau Steel adalah satu dari beberapa produsen baja di tanah air yang menghasilkan produk-produk baja berkualitas seperti Wide Flange. Selain Krakatau Steel, kira-kira perusahaan mana lagi yang memproduksi baja di Indonesia, ada yang tahu? |